Kamis, 09 Agustus 2012

Realita Sehari

Ketika segala sesusatu berlangsung dalam keadaan ‘luar biasa’. Yang bisa dilakukan ketika hati kecil ini ingin menangis adalah mengungkap sisi gelap diri sendiri. Menyusahkan pemikiran dengan mengingat setiap tujuan yang mustahil. Semustahil melihat warna udara. Suatu saat keinginan itu begitu besar. Keinginan untuk berbagi lelah yang tidak lebih, hanya sekedar menyuarakan suara hati. Dan pada saat itu juga perasaan siap untuk kecewa akan turut hadir bersama sepotong kecil harapan. Sekali lagi mustahil. Semustahil melukiskan bentuk air. Teriakan ini. Suara parau yang melengking yang hanya bisa didengar desau angin malam, hanya bisa dilihat sedannya oleh bintang. Adalah refleksi asa dan harapan yang kemudian terbungkam oleh kenyataan. Kenyataan yang selalu berkata kenyataan tak pernah salah, yang salah adalah angan-angan yang sering kali terlampau tinggi. Tidak akan ada klimaks untuk sebuah bahagia. Bahagia adalah penyambut kemustahilan yang terkadang terlupakan. Yang selalu terluap bersama bayang-bayang dan hayalan. (to be continued..)